Teks Ceramah K.H Zaenuddin MZ: Mendapat Hidayah Allah
Sunday, April 3, 2016
Add Comment
Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi wahdah, sodaqo wa’dah, wa nasoro ‘abdah, wassolatu wassalamu ‘ala man la nabiya b’dah, sayyidina Muhammad ibni abdillah wa ‘ala aalihi wasohbihi waman walah. Ama ba’du.
Saudara-saudara kaum muslimin yang saya cintai...
Perjalanan waktu telah mengantarkan kita, memasuki romadhon, kata orang: “Jauh berjalan banyak dilihat” dan pengalaman adalah guru yang paling bijaksana, kalau ibadah romadhon kita berhasil, maka kita yang malam mini-pasti bukan kita sebulan yang lalu. Kita yang malam ini, adalah kita yang telah ditempa, dogojlog, digembleng oleh kawah candra di mukanya romadhon, dan setelah perjalanan panjang, perjuangan mengendalikan diri dan menahan nafsu, kita akan merayakan iedul fitri. Apa yang harus kita laksanakan? Malam ini saya ingin sampaikan ayat 186 surah al-baqarah, dimana Allah menuntun kita. Pertama walitukmilull ‘iddata (hendaknya engkau sempurnakan jumlah bilangan hari puasamu, puasa sebulan penuh – bisa 29 bisa 30 hari, yang bisa ru’yat punya persyaratan mampu ru’yat, silahkan ru’yah. Yang tidak mampu, ikut yang aman saja, dengerin pengumuman pemerintah ! cari amannya saja !
Sempurnakan jumlah bilangan hari puasamu, sebab apa? Puasa itu macem-macem. Ada yang puasa model bedug, depan rapet – belakangnya kosong, cuman pembukaan. Ada juga pembukaan, pertengahan dan penutupaan, ada juga yang penutupan saja – mau dapet lailatul qodar.
Allah berpesan, “walitukmilull ‘iddata” sempurnakan jumlah bilangan hari puasamu, puasa itu sebulan penuh. Setelah selesai itu, “walitukabbirulloha ‘ala ma hadaaku” hendaknya engkau agungkan, engkau bertakbir, mengagungkan Allah yang telah memberikan hidayah kepadamu, tidak ada takbiran sebelum selesai romadhon. “walitukmilull ‘iddata” itu dulu – sempurnakan jumlah bilangan hari puasamu, selesai baru “walitukabbirulloh”. Jangan lebaran masih seminggu sudah “Allohu Akbar, Alloooh…ngigo. “walitukmilull ‘iddata” sempurnakan dulu jumlah bilangan hari puasamu, ini adab – selesai “walitukabbirulloh” baru engkau bertakbir – agungkan nama tuhanmu ! kenapa? “ala ma hadaaku” yang telah memberikan petunjuk dan hidayah kepada kita semua.
Saudara, kalau bukan lantaran hidayah Allah – berat sebulan penuh nggak makan, laper melilit perut, haus mencekek tenggorokan. kalau bukan hidayah – berat melawan nafsu, kalau bukan hidayah – berat melawan setan. Bagaimana nggak berat, dia lihat kita - kita nggak lihat dia. Inikah curang musuh ini. Semata-mata karena hidayah dari Allah, intan yang paling mahal, mutiara paling berharga, tidak lain adalah hidayah.
Saudara lihat dalam sejarah, kadang-kadang anak Nabi tidak dapat hidayah, tidak terpanggil mengikuti kebenaran, Kan-an anak Nabi Nuh, betul? Kadang-kadang bapak Nabi tidak dapat hidayah, Azar bapaknya Nabi Ibrahim – Ibrahim penegak Tauhid, bapaknya produsen berhala. Kadang-kadang isteri Nabi tidak mendapat hidayah..kafir – isterinya Nabi Luth. Kadang-kadang paman Nabi tidak dapat hidayah, ingkaar, Abu Jahal, Abu Lahab, Paman Nabi Kita. Anak Nabi, bapak Nabi, Isteri Nabi, paman Nabi – hidayah tidak datang , mereka tidak terpanggil mengikuti kebenaran. Alhamdulillah kita yang ponakan Nabi aja bukan, kita diberikan hidayah, dengan bekal hidayah itu; kita masuki nuansa romadhon, berjuang melawan nafsu, membina taqwa, melatih ridho, dengan lapar melilit perut – dengan haus mencekik tenggorokan – Allohumma laka sumtu (Tuhan untuk engkau saya laksanakan ibadah ini). Oleh karena itu, jaga hidayah ini baik-baik, karena dia merupakan intan paling mahal, mutiara paling berharga dalam kehidupan kita. Diberikan kita kedudukan yang tinggi, Alhamdulillah?... Diberikan kita harta yang banyak, Alhamdulillah?...tapi itu semua belum ada artinya ketimbang yang bernama hidayah.
Maka hidayah inilah yang harus kita jaga baik-baik, hidayah inilah yang harus kita pelihara, kita bertakbir kepada Allah; mengagungkan nama Allah yang telah memberikan hidayah kepada kita. Kalau tidak lantaran hidayah berat melaksanakan ibadah puasa sebulan suntuk.
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
0 Response to "Teks Ceramah K.H Zaenuddin MZ: Mendapat Hidayah Allah"
Post a Comment