Enam Hal yang Aneh tapi Nyata
Saturday, May 12, 2018
Add Comment
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به
مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ
لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ
أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا
سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Khutbah Pertama
Jama’ah
shalat jum’ah yang dirahmati Allah SWT
Khatib
mewasiatkan kepada diri pribadi dan umumnya kepada para jama’ah agar senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Salah satunya dengan
mengikhlaskan seluruh amal perbuatan, yang tidak mengharapkan apapun dan ridha
siapapun kecuali hanya ridha Allah ﷻ.
Sehingga amal kita diterima di sisi Allah serta mendapatkan balasan berupa
jannah-Nya yang penuh dengan kenikmatan.
Hadirin
sidang jama’ah shalat jum’at yang dirahmati Allah SWT
Sebagaimana
kita ketahui, di zaman sekarang yang namanya tempat ibadah diperbaiki secara
terus menerus, baik masjid maupun mushola. Orang-orang sangat suka membangun
dan memperbaikinya. Begitupun mushaf al-qur’an banyak dicetak, di desain sedemikian
rupa sehingga mempermudah seseorang untuk memahami isinya. Para pengahafal
alqur’an pun semakin meningkat, dan lain sebagainya.
Rasulullah
ﷺ bersabda, ada enam hal yang aneh tapi
nyata:
اْلمَسْجِدُ غَرِيْبٌ فِيْمَا بَيْنَ
قَوْمٍ لاَ يُصَلُّوْنَ فِيْهِ
Pertama, masjid
itu aneh jika dibangun di tengah masyarakat yang tidak suka shalat.
Masjid
merupakan tempat sujud atau ibadah umat Islam, disanalah umat Islam semestinya
menjalankan shalat berjama’ah sebagai simbol ketaatan kepada Allah. ada perasaan
ganjil dalam masyarakat muslim yang konon masjid dibangun dengan susah payah,
ketika masjid sudah berdiri tegak, hanya sedikit diantara mereka yang
mengahadirinya. Padahal Panggilan Allah (hayya’alasolah_mari sholat)
sudah dikumandangkan. Apakah sebagian dari kaum muslimin tidak tergiur dengan
hadits yang mengatakan:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ
مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat
berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 27 derajat.”
Disini adalah
konteksnya masjid, kalau konteksnya masjid, menjelaskan shalat mestinya kita
pahami sebagai suatu keharusan kita, bahwa shalat itu mestinya berjamaah.
Walaupun arti kata masjid secara bahasa tempat sujud, artinya bisa dimana saja,
tapi dalam arti ‘almasjidu goribun fima baina qaumin layusolluna fiih’
adalah masjid yang dibangun kemudian tidak ditempati untuk shalat berjamaah.
Maka
suatu hal yang aneh jika masjid yang sudah kita bangun di tengah masyarakat
kita, tapi tidak suka shalat berjamaah. Mari kita pelihara shalat kita, dimana
saja kita berada, ketika waktu shalat sudah datang, maka datangi panggilan
tersebut dan perintahkanlah kepada keluarga kita untuk mendirikannya.
Nabi
Muhamad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam firmanNya:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاَةِ
وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لاَنَسْئَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ
لِلتَّقْوَى
Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa. [Thaha: 132].
اْلمُصْحَفُ غَرِيْبٌ فىِ مَنْزِلِ
قَوْمٍ لاَيَقْرَؤُنَ فِيْهِ
Kedua, mushaf
itu aneh jika berada dan dirawat ia dipelihara di dalam rumah orang yang tidak
suka membacanya.
Mushaf
merupakan lembaran lembaran yang berisi ayat suci al-Qur’an. Lembaran-lembaran
tersebut rupanya sudah tidak lagi diminati oleh sebagian kaum untuk dibaca.
Mushaf yang seharusnya isinya dibaca ini terapajang dipaling pojok di rumah
kita, kucel, dan sampulnya mungkin sudah hilang.
Coba
bandingkan, seberapa sering anda membaca buku? Pernahkah anda menghitung
seberapa lama waktu yang anda pergunakan untuk membaca sms, whatsapp, bbm, line
dll dalam sehari? Jika dikalkulasikan, seberapa banyak waktu yang anda gunakan
untuk melakukan semua hal tersebut? Coba bandingkan dengan seberapa sering anda
membaca kitab suci Al–Qur’an? Jika dikalkulasikan, apakah mungkin jumlah waktu
yang dipergunakan untuk membaca Al – Qur’an sama dengan jumlah waktu yang
dipakai untuk membaca sms, bbm, line, whatsapp? Mari kita renungkan
bersama-sama hal yang terlihat sepele ini tapi jika dilihat dari segi manfaat,
sangatlah menguntungkan jika kita gunakan waktu tersebut untuk membaca kitab
Allah yang mulia itu. Walaupun di dalam media sosial yang kita jadikan sebagai
Tuhan juga isinya ilmu dan kalam ilahi.
Apakah
tidak tertarik dengan pahala yang Allah berikan kepada kita:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ
كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا
أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Artinya:
Barang siapa yang membaca 1 huruf
saja dari kitab Allah ( Al-Qur’an ) maka baginya 1 kebaikan, dan 1 kebaikan itu
akan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan, aku tidak berkata Alif Lam Mim itu
satu huruf, akan tetapi Alif itu satu huruf, Lam itu satu huruf, dan Mim itu
satu huruf ( H.R At-Tirmidzi ).
Dan
ingatlah bahwa quran akan datang kepada kita di hari kiamat sebagai pemberi
syafa’at. Maka agungkanlah alquran dengan cara membacanya.
إقرؤو القرآن فإ نّه يأتي يوم
القيامة شفيعا لآصحا به
"Bacalah Al-Qur'an, sungguh akan
datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at bagi pembacanya." (HR.
Muslim).
اْلقُرْآنُ غَرِيْبٌ فىِ جَوْفِ
اْلفَاسِقِ
Ketiga, Al-qur’an
itu aneh apabila dipelihara di dalam hati yang fasiq.
Al-Qur’an
merupakan kalam ilahi dan pedoman bagi kaum muslimin. Dalam kehidupan, alqur’an
yang kita bica tidaklah cukup, melainkan isi alquran perlu kita realisasikan
dalam kehidupan sehari hari, baik yang berikaitan dengan ibadah maupun
muamalah.
Nah…akan
sangat aneh jika alquran yang telah kita ketahui bacaannya, isi kandungannya,
tapi kita masih melanggar ketentuan yang sudah ada dalam alquran. Dalam hal ini
orang yang demikian dinamakan fasiq. Artinya orang yang keluar dari ketaatan
kepada Allah Swt dan rasul-Nya.
Intinya
adalah orang fasiq itu, orang yang sudah tahu perintah tidak megerjakannya dan
sudah tahu larangan tidak meninggalkannya.
Allah
berfirman:
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا
قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا
رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
Artinya: Lalu orang-orang yang zalim
mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka.
Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena
mereka berbuat fasik. (Al-Baqarah Ayat 59).
Fasiq itu
ada dua, yaitu: 1) Orang yang mengerjakan dosa dengan terang-terangan, seperti
mabuk di jalanan atau pergi ke tempat pelacuran atau pergi ke tempat perjudian
dengan terang-terangan. 2) Orang yang mengerjakan dosa dengan
sembunyi-sembunyi, tetapi diberitahukannya dengan bangga kepada beberapa orang
teman-temannya, bahwa ia berbuat yang demikian, seperti sebagian orang yang
meninggalkan shalat dan puasa, lalu diceritakannya kelakuannya itu kepada
teman- temannya bahwa ia tidak shalat dan tidak puasa.
اْلمَرْأَةُ اْلمُسْلِمَةُ الصَّالِحَةُ
غَرِيْبَةٌ فىِ يَدِ رَجُلٍ ظَالِمٍ سَيِّئِ اْلخُلُقِ
Keempat,
perempuan Islam yang salehah itu aneh, apabila ia berada di bawah naungan
seorang suami yang zalim, yang berakhlak buruk.
Semestinya
seorang suami memahami betul bahwa posisinya sebagai pemimpin dalam keluarga.
Posisi seperti adalah tanggung jawab dan amanah yang pada akhirnya akan
dipertanyakan dihadapan Allah:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
وَالْمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَمَسْؤُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
Dari Ibnu Umar– semoga Allah
meridhainya – berkata, “Aku mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda, ‘Setiap kalian pemimpin dan akan dimintai tanggung jawab
tentang apa yang ia pimpin, dan imam (umaro’) adalah pemimpin dan akan dimintai
tanggung jawab tentang rakyatnya, dan seorang laki laki adalah pemimpin bagi
keluarganya dan ia akan dimintai tanggung jawab tentang apa yang ia pimpin, dan
seoarang perempuan di rumah suaminya adalah pemimpin dan ia akan dimintai
tanggung jawab tentang apa yang ia pimpin…” [Riwayat Bukhari No. 2751. Muslim
No. 4828]
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى
النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا
مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ
قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ
فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا
عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak
ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar. Annisa: 34.
Kita pasti pernah menyaksikan
perempuan yang shalehah di dalam naungan suami yang dholim, dan akhlaknya buruk
terhadapnya. Seperti tidak memberi nafkah, suka mencari cari kesalahan dan
kekurangan isteri, memberikan hukuman kepada isteri yang tidak sesuai dengan
kesalahannya, bersikap kasar terhadap isteri, dll.
الرَّجُلُ اْلمُسْلِمُ الصَّالِحُ
غَرِيْبٌ فىِ يَدِ امْرَأَةٍ رَدِيَّةٍ سَيَّئَةِ اْلخُلُقِ
Kelima,
laki-laki muslim itu aneh, apabila ia berada di bawah kekuasaan perempuan yang
hina, yang berakhlak buruk.
Ini kebalikan
dari yang di atas, seorang laki-laki muslim yang saleh memiliki isteri yang
berakhlak buruk. Peran suami terhadap isteri model begini wajib menasehatinya
karena dampak buruknya dapat menghalangi doa seorang suami. Langkah kedua tidak
menegur dan tidak mengajak isteri bicara, jika langkah kedua tidak mempan maka
‘wadribuhunna’ yang tidak meninggalkan bekas luka, dan tidak mengenai wajah.
Sebagaimana terdapat dalam surat annisa ayat 34 yang telah saya bacakan tadi.
اْلعَالِمُ غَرِيْبٌ بَيْنَ قَوْمٍ
لاَيَسْتَمِعُوْنَ اِلَيْهِ
Keenam, orang
yang alim itu aneh apabila ia berada di tengah tengah kaum yang tidak mau
mendengarkan nasihatnya.
Alim
adalah orang yang berilmu, dan sungguh aneh jika keberadaan orang yang berilmu
tidak di dengarkan nasehatnya. Yang terjadi saat ini malah sebarkan isu dan
keburukan seorang yang berilmu, terutama masalah agama. Sungguh sangat miris
jika orang yang alim dimusuhi dan dijauhi, karena kita tidak mampu memandangnya
dari mata hati yang bersih.
Jama’ah
shalat jum’at yang dirahmati Allah SWT
Dari
keenam poin tersebut, silahkan masjid isi untuk ibadah, mushaf untuk dibaca,
quran untuk diamalkan, isteri yang sholehah adalah perhiasan terbaik laki-laki,
dan suami yang sholeh adalah pakaian terbaik perempuan, dan orang alim pantas
di dengarkan nasehatnya.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا
أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ
اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إن الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين امنوا صلوا عليه
وسلموا تسليما
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم
والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا
بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا
مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ ٱلْوَهَّابُ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
0 Response to "Enam Hal yang Aneh tapi Nyata"
Post a Comment