23 Adab dalam Berdoa

Sebelum berdo’a hendaknya memperhatikan adab-adab berdoa, karena bisa jadi doa kita tidak diterima disebabkan oleh salah satu kesalahan yang kita tidak mengetahuinya, coba perhatikan :

1. Hendaknya orang yang berdoa mengesakan Allah dan dalam Rububiyah, uluhiyah, asma dan sifat-sifat-Nya, hatinya dipenuhi dengan tauhid dan cabang-cabang keimanan. Berarti tidak boleh musyrik akan tetapi harus mengimani bahwa Allah itu Esa dan setiap hambanya memohon dengan keyakinan mengharap doanya diterima.

Allah Berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al-Baqarah: 186).

2. Doa tersebut adalah doa yang masyru’ (ada dasar syariatnya) dan untuk suatu keperluan yang masyru’ (diperbolehkan agama) pula.

3. Berkeyakinan bahwa yang mampu mengabulkan doa dan member manfaat dan menolak kemudharatan tersebut hanyalah Allah semata.

4. Merealisasikan dua rukun ibadah, yaitu ikhlas dan mengikuti sunnah nabi SAW (Mutaba’ah).

5. Menghadap kepada Allah semata dengan penuh ketundukan dan kepasrahan.

6. Memakan makanan yang halal, berpakaian, berdiam, dan bekerja yang halal, juga suka memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar.

7. Tidak menzhalimi diri sendiri dengan merusak kehormatan dan melakukan kemaksiatan, seperti durhaka terhadap kepada kedua orang tua dan memutus hubungan dengan sanak kerabat.

8. Tidak melanggar batas di dalam berdoa seperti berdoa untuk perbuatan dosa  atau memutus silaturahmi.

9. Tidak menuntut agar doanya segera dikabulkan, tidak gampang putus asa, karena ia sedang berdoa kepada Allah yang maha dermawan.

10. Memulai doa dengan memuji Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

11. Meyakini akan terkabulnya doa.

12. Berdoa dengan cara yang paling sempurna.

13. Memulai sebuah doa dengan mendoakan diri sendiri.

14. Mengimani kekuasaan Allah untuk memberikan manfaat dan mencegah bahaya, serta menghilangkan keburukan.

15. Bertawassul kepada Allah dengan keesan-Nya, asma dan sifatnya serta memulai amal yang shaleh. Setelah itu, anda meminta apa yang menjadi kebutuhan anda.

Firman Allah:                            
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna[1], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[2]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.  (QS. Al-A’raf: 180)

[1] Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.
[2] Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain Allah.

16. Membaca doa-doa yang singkat tapi padat seperti yang termaktub dalam al-Qur’an dan Hadits-hadits.

17. Menutup suatu permohonan dengan menyebut salah satu nama dari asma’ul husna yang sesuai dengan permohonannya.

18. Hendaknya berdoa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

19. hendaknya mulutnya bersih dan telah bersiwak.

20. Pada tempat yang suci, karena perintah untuk menjauhi najis bersifat umum.
Allah berfirman:
“Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” (QS. Al-Muddatsir :4-5).

21. Dalam penampilan yang bagus, dengan menghadap kearah kiblat sambil berdoa dengan suara rendah dan lembut.

Allah berfirman:
“Berdoalah kepada Rabb kalian dengan merendahkan diri dan suara yang lembut….” (QS. Al-A’raf: 55).

Sungguh Allah telah memuji Nabi Zakariya (karena berdoa dengan suara yang lembut) seraya berfirman:
“Yaitu tatkala ia berdoa kepada Rabbnya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam: 3).

22. Dengan doa yang tidak dilagukan, tidak berlebih-lebihan dalam melantunkannya, dan tidak disajakan (dipuisikan). Karena, hal itu bertentangan dengan sikap tadharru’ (merendahkan diri) dalam berdoa.

23. Berbakti kepada orang tua (Birrul Walidain) merupakan salah satu faktor dikabulkannya doa.

Kisah dalam hadits
“Umar bin al-Khattab berkata: aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, akan datang kepada kalian seorang yang bernama Uwais bin ‘Amir bersama para penduduk Yaman, dari daerah Murad, Qaran. Dulunya ia berpenyakit kusta lalu sembuh dan hanya tersisa sebesar satu uang dirham. Ia punya seorang ibu yang ia sangat berbakti kepadanya. Sekiranya Uwais bersumpah kepada Allah, Niscaya Akan mengabulkan (isi sumpah)nya. Maka jika kalian bisa memintanya beristigfar untuk kalian, lakukanlah.” (HR. Muslim dan Ahmad).

Kesimpulan
Jika kita melaksanakan dari 23 adab doa tersebut Insya Allah, apapun hajat-Nya Allah pasti mengabulkan, ingat janji Allah tak pernah bohong, hanya saja kita kadang yang lalai dalam meminta; atau hanya meminta ketika sedang membutuhkan saja.

Dan Allah mengetahui isi dan maksud orang yang berdoa, kalau doa kita tidak dikabulkan dengan segera mungkin Allah melimpahkannya terhadap yang lain. Contoh kita meminta banyak rejeki, tapi Allah tetap menangguhkan; padahal secara tidak sadar Allah telah mengabulkan kepada yang lain. Contoh Anda naik motor, menurut takdir; anda ketabrak dan masuk rumah sakit, ternyata Allah memberikan selamat kepada anda dengan Allah memberikan kehati-hatian pada keyakinan anda dalam berkendara, atau yang lainnya.


Sumber: LBKI (Lajnah Ilmiah Hasmi)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "23 Adab dalam Berdoa"

Post a Comment

Komentar yang sopan, berikan solusi terbaik anda!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel