Jarkoni dalam Qur'an

Jarkoni dalam Qur'an - Jarkoni, kata yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya "Bisa ngajar ra bisa nglakoni" atau seseorang yang bisanya cuma mengajari tapi dalam prakteknya nol besar. Contoh menyuruh orang untuk shalat berjama'ah, dia sendiri tidak shalat berjama'ah; menyuruh orang lain berzakat dan shadaqah, dia sendiri tidak pernah zakat dan shadaqah; menyuruh orang lain berbuat baik kepada orang tua, dia sendiri tidak berbuat baik sama orang tuanya, dan masih banyak contoh yang lainnya.

Allah dalam al-Qur'an berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?, Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan" (QS. Ash-Shaff: 2-3)

Pantas saja kadang orang yang berani, akan membalikan fakta dengan realitanya, "sampean saja bisanya cuma ngomong doang", apalagi melihat keadaan umat pada masa sekarang yang seperti ini. Berangkat dari problem tersebut maka pentinglah jika seorang ustadz atau kiayi juga kaya, biar bisa bershadaqah tidak hanya ceramah saja. 

Misal tentang zakat dan shadaqah...!

Sebenarnya zakat dan shadaqah itu tidak harus menunggu jadi kaya, karena dalam al-Qur'an di jelaskan: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit....." (QS Ali Imron: 133).

Tapi di sisi lain ada keterangan hadits yang menyatakan “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” (HR. Muslim).

Solusinya, mari kita gunakan akal sehat, jangan mudah terpancing untuk mencelanya karena orang yang menyampaikan demikian mungkin saja belum mampu atau orang yang menyampaikan sudah zakat dan shadaqah cuma kadang kita saja yang belum tahu. Karena shadaqah juga tidak perlu pamer, masa orang mau shadaqah mesti lapor kepada kita?

Karena ada hadits yang menjelaskan: 

"Ada tiga golongan, yang tidak akan Allah ajak bicara (dicuekin) pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta baginya adzab yang pedih.

Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali.

Abu Dzar bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?"
Jawab beliau, "Al musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki), al mannaan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu" (H.R. Muslim: 106).

Mudah-mudahan kita termasuk orang yang terjaga dari semua keburukan dan prasangka serta kita mesti meningkatkan keimanan dan ketaqwaan untuk tetap menyampaikan kebaikan apa yang ada dalam al-qur'an dan hadits; dilanjut dengan intropeksi atas kesalahan dan memohonlah kecukupan harta kepada Allah agar bisa berzakat dan shadaqah kepada yang membutuhkan.

Kurang lebihnya mohon maaf, saran dan komentar menjadi perbaikan artikel ini...!


Image by samedyyuswanto.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

4 Responses to "Jarkoni dalam Qur'an"

  1. "Jar Koni" yang dimaksud dlm artikel ini apakah sesuai Bahasa Semarangan "Iso Ujar Ga Iso Nglakoni"

    ReplyDelete
    Replies
    1. sesuai juga, Jar= berarti ujar dan Koni= nglakoni ya pada intinya kan dijelaskan dan dikuatkan di atas dengan uraian kalimat selanjutnya mas. thx

      Delete
Komentar yang sopan, berikan solusi terbaik anda!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel