Allah Bisa Dilihat dengan Mata?

Image by www.elhooda.net
Pasti sobat semua mengira dengan melihat dari judul bahwa Allah bisa dilihat oleh mata pada saat ini, ia bukan? tentunya bukan saat ini, tapi nanti ketika di padang mahsyar dan di surga, itupun hanya bagi orang-orang yang beriman. Lihat firman Allah berikut ini:

وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ. إِلىَ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

"Banyak muka pada hari itu berseri-seri, kepadanya Rabbnya mereka melihat" (QS. Al-Qiyamah: 22-23).

Ini cocok sekali jawaban bagi guru ketika muridnya bertanya, Allah itu dimana? dan bentuknya kaya apa? kan anak kecil suka polos dan ceplas-ceplos gitu. Sebagai motivasinya kepada anak-anak adalah dengan cara, "makanya kalian harus beriman kepada Allah, pada suatu saat nanti kalian akan melihat Rabb (Allah) yang sebenarnya kaya apa". Syaratnya harus beriman (percaya), sedangkan iman selalu dikaitkan pula dengan taqwa, maka ketaqwaan pun mesti ditingkatkan sebanding dengan iman.

Memang Allah itu berbeda dengan makhluknya, Allah tidak membutuhkan tempat, bukan di Arsy, juga bukan di surga, ko begitu? lihat pernyataan Abu Hanifah  dalam al-Fiqh al-Akbar:

وَاللهُ تَعَالى يُرَى فِي الآخِرَة، وَيَرَاهُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَهُمْ فِي الْجَنّةِ بِأعْيُنِ رُؤُوسِهِمْ بلاَ تَشْبِيْهٍ

 وَلاَ كَمِّيَّةٍ وَلاَ يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ خَلْقِهِ مَسَافَة

“Dan kelak orang-orang mukmin di surga nanti akan melihat Allah dengan mata kepala mereka sendiri. Mereka melihat-Nya tanpa adanya keserupaan (tasybih), tanpa sifat-sifat benda (Kayfiyyah), tanpa bentuk (kammiyyah), serta tanpa adanya jarak antara Allah dan orang-orang mukmin tersebut (artinya bahwa Allah ada tanpa tempat, tidak di dalam atau di luar surga, tidak di atas, bawah, belakang, depan, samping kanan atau-pun samping kiri)”” ( Lihat al-Fiqh al-Akbar dengan syarah Syekh Mulla Ali al-Qari, hlm. 136-137).

Pernyataan al-Imam Abu Hanifah ini sangat jelas dalam menetapkan kesucian tauhid. Artinya, kelak orang-orang mukmin disurga akan langsung melihat Allah dengan mata kepala mereka masing-masing. Orang-orang mukmin tersebut di dalam surga, namun Allah bukan berarti di dalam surga. Allah tidak boleh dikatakan bagi-Nya “di dalam” atau “di luar”. Dia bukan benda, Dia ada, tanpa tempat dan tanpa arah. Inilah yang dimaksud oleh Al-Imam Abu Hanifah bahwa orang-orang mukmin akan melihat Allah tanpa tasybih, tanpa Kayfiyyah, dan tanpa kammiyyah.

Kesimpulannya

Kita wajib mengimani adanya Allah tanpa ragu, kita akan bertemu dan melihat-Nya sesuai dengan surat al-Qiyamah ayat 22-23.

Allah itu bukan seperti manusia yang membutuhkan tempat, kalau yang membutuhkan tempat itu makhluk, makhluk itu adalah diciptakan, sesuatu yang diciptakan bersifat baru dan akan pula mengalami kerusakan, bener? sedangkan Allah bersifat ada (wujud) dan tak pernah tiada ('adam).

Allah jangan diibaratkan seperti manusia, sang khaliq dan makhluk pasti berbeda, baik dari segi tempat maupun dzat. Saya mau bertanya, gorengan (diciptakan) dan tukang gorengan (menciptakan) sama nggak? coba pikiiiiir....!!!

Terakhir, tidak semua ilmu itu bisa di teliti termasuk ilmu tentang dzat Allah, hal ini hanyalah diimani. Jangan memikirkan dzat Allah, pikirkan ciptaan Allah, yakni engkau akan mengenali Allah dengan sebenarnya.


Sumber: Tafsir Sepersepuluh dari al-Qur'an al-Karim hal. 79 dan Baca dari posting di facebook

Berlangganan update artikel terbaru via email:

2 Responses to "Allah Bisa Dilihat dengan Mata?"

Komentar yang sopan, berikan solusi terbaik anda!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel