Keutamaan Hijab
Tuesday, March 31, 2015
Add Comment
Di balik hijab yang dikenakan seorang muslimah, banyak tersimpan beragam kemuliaan dan tersembunyi berbagai keutamaan. Di antaranya adalah:
1. Hijab atau jilbab merupakan manifestasi ketaatan kepada Allah dan Rasulullah
Allah telah mewajibkan ketaatan mutlak kepada-Nya dan Rasul-Nya, dalam firman-Nya:
.....ياايها الذين أمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya...(QS. an-Nisa: 59).
Bahkan Rasulullah telah memberikan peringatan kepada umatnya bahwa penyelisihan terhadap aturan-aturan yang telah beliau sampaikan merupakan bencana besar bagi seseorang, karena tidak bisa memasuki surga Allah.
Rasulullah bersabda: "Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan dan menolak. Mereka bertanya: 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang menolak tersebut? Beliau menjawab: 'Barangsiapa yang taat kepadaku, ia akan masuk surga dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia telah menolak. (HR. al-Bukhari dan Ahmad).
2. Hijab adalah sarana untuk menggapai kesucian diri ('iffah)
Allah menjadikan kewajiban mengenakan hijab sebagai sarana bagi seorang muslimah untuk mendapatkan kesucian diri ('iffah).
Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS: Al-Ahzab Ayat: 59)
Hal tersebut terealisasi karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan dosa, "karena itu mereka tidak diganggu". Sehingga orang-orang fasik tidak akan berani mengganggu mereka.
Ungkapan "karena itu mereka tidak diganggu" adalah isyarat, bahwa mengetahui keindahan dan kemolekan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan, berupa fitnah dan sekaligus sebagai motivasi bagi orang yang ada penyakit hatinya untuk berbuat jahat terhadap mereka.
3. Hijab adalah media kesucian
Allah dengan sangat tegas menjadikan hijab sebagai sarana untuk menjaga kesucian hati orang-orang yang beriman, bukan hanya bagi wanita itu sendiri, namun bagi kaum laki-laki juga. Karena bila mata kaum laki-laki tidak melihat "keindahan" kaum wanita, maka hati mereka tidak akan berhasrat ataupun tergoda, sehingga hatipun menjadi lebih suci.
Dalam ayat lain Allah bahkan melarang wanita untuk memoles kata-katanya saat berbicara dengan orang lain yang bukan mahram dengan penuh kelembutan dan kecentilan, hal ini dapat menimbulkan fitnah bagi sebagian orang yang hatinya sakit. Lihat surat al-Ahzab ayat 32...!
4. Hijab adalah tirai pelindung
Rasulullah bersabda: "Barangsiapa di antara wanita yang menanggalkan pakaiannya selain di rumahnya, maka Allah telah mengoyak perlindungan-Nya terhadap dirinya." (HR. Ibnu Abi Syaibah, ath-Thabrani dan al-Baihaqi dengan sanad shahih).
5. Hijab merupakan tanda ketaqwaan
Di awal tadi telah dijelaskan hijab merupakan manifestasi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, taqwa juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah. Bagaimana tidak; Allah telah menjadikan orang yang paling bertaqwa di antara manusia merupakan orang yang paling mulia di sisi-Nya.
...إنّ أكرمكم عند الله أتقكم
"...sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. (QS. Al-Hujarat: 13).
Dan ketaqwaan seorang Muslimah harus di buktikan dengan ketaatan dirinya kepada Rabbnya. Di antaranya dapat di raih dengan mengenakan hijab atau jilbab yang diperintahkan Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat al-A'raf ayat 26.
6. Hijab adalah standar nilai keimanan
Allah tidak berfirman - termasuk dengan memerintahkan berhijab - kecuali kepada wanita-wanita yang beriman:
...وقل للمؤمنت
"Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman..." (QS. an-Nur: 31)
Diriwayatkan bahwa ketika kaum wanita dari Bani Tamim saat menemui Ummul Mu'minin, Aisyah dengan mengenakan pakaian tipis, maka beliau berkata:
"Jika kalian wanita-wanita yang beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman! Sebaliknya, jika kalian bukan wanita yang beriman, maka silahkan nikmati untuk mengenakan pakaian seperti ini!"
7. Hijab adalah pembuktian rasa malu (haya)
Rasulullah bersabda:
الحياء من الايمان، والايمان في الجنّة
"Malu adalah bagian dari iman, dan iman tempatnya di surga." (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ahmad dan ath-Thabrani, dengan sanad shahih)
الحياء والايمان قرنا جميعا، فإن رفع أحدهما رفع الاخر
"Malu dan iman adalah dua karakter yang saling bersinergi erat, bila salah satunya diangkat, maka yang lain pun akan terangkat pula." (HR. al-Hakim dan al-Baihaqi, dengan sanad shahih)
8. Hijab merupakan ungkapan perasaan cemburu yang benar (ghirah)
Hijab adalah perintah yang selaras dengan perasaan cemburu, yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak perempuannya.
Bahkan Rasulullah telah menjelaskan dampak yang sangat berbahaya dan mengerikan dari ketiadaan rasa cemburu ini. Karena laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu, maka ia terancam dengan adzab neraka.
Rasulullah saw bersabda:
ثلاثة لا يدخلون الجنة: العاق لوالديه، والدّيّوث، ورجلة النساء
"Tiga orang yang tidak masuk surga; (1) Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya; (2) Laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu (ketika ada aib dalam keluarganya); dan (3) Wanita yang menyerupai laki-laki." (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak dengan sanad shahih).
Oleh karena itu, pada masa jahiliyah dan juga dalam rengkuhan masa Islam, banyak peperangan yang terjadi akibat cemburu atas kehormatan seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Di antaranya adalah yang terjadi pada masa khalifah al-Mu'tashim, dimana ada seorang wanita yang hijabnya dikoyak oleh seorang laki-laki di pasar, maka wanita itu pun berteriak dan menyebut nama sang khalifah. Ketika kabar ini sampai kepada sang khalifah, maka ia segera mempersiapkan pasukan yang sangat besar untuk menangkap dan memerangi orang berbuat hina tersebut.
Renungan
Ali bin Abi Thalib berkata:
"Telah sampai berita kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desak dengan laki-laki kafir 'ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu."
Sumber: Lajnah Ilmiah HASMI. 2010. Di balik Kemuliaan Hijab. Bogor: LBKI
0 Response to "Keutamaan Hijab"
Post a Comment