Kenapa Merendahkan?

Waktu itu Fathu Makkah. Bilal bin Rabbah mengumandangkan adzan di atas kabah. Sebagian orang menunjukan sikap tak senang dengan sahabat Nabi yang berkulit hitam dan dulu hamba sahaya itu. Sebagian berkomentar, "Pantaskah budak berkulit hitam beradzan di atas kabah?". Lainnya berujar, "Untung ayahku sudah meninggal, hingga tak menyaksikannya".

Orang-orang merendahkan martabat sang muadzin, padahal dia sudah menjadi muslim dan disayang Nabi.

Dalam riwayat lain disebutkan, ada sahabat Nabi bernama Abu Hind dari qabilah Badhayah yang dikenal baik. Dia mantan budak dan menjomblo, lalu Nabi bermaksud mengawinkannya dengan salah seorang gadis dari suku tersebut. Orang-orang menolaknya, karena merasa tak layak mantan sahaya menjadi mantu dilingkungan kaumnya.

Atas peristiwa yang diskriminasi itu maka turunlah ayat al-Qur'an surat al-Hujarat, yang artinya: "Hai manusia, sungguh kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal." (QS. Al-Hujarat: 13).

Islam sungguh memuliakan setiap insan tak pandang bulu apakah dia laki-laki maupun perempuan. Bangsa Arab atau bukan. Berkulit putih atau hitam dan berwarna. Demikian halnya dari bangsa dan ras ataupun golongan manapun. Di sisi Allah semuanya sama, yang membedakan adalah derajat ketaqwaannya.

Inilah prinsip kesamaan dan kesetaraan dalam Islam, sebagai nilai universal. Tak ada agama yang begitu menjunjung tinggi kemanusiaan. Merendahkan satu sama lain berarti berlawanan dengan kemanusiaan yang diajarkan Islam itu. Seperti halnya memberi julukan julukan yang tak patut, yang tidak lain adalah mengahancurkan martabat dan derajat sesama.

Prilaku naif seperti ini dianggap kejam dan laksana memakan bangkai sesama, perhatikan firman Allah, yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang." (QS. Al-Hujarat: 12).

Maka setiap muslim penting untuk membudayakan prilaku ukhuwah sesama seagama maupun dengan lintas umat manusia di mana pun. Setiap insan dari berbagai ragam bahasa, golongan, suku, ras dan lingkungan saling memuliakan tanpa diskriminasi.

Itulah mutiara berharga dalam relasi kemanusiaan universal yang diajarkan Islam. Lantas, untuk apa harus merendahkan martabat sesama? A. Nuha (majalah suara muhammadiyah)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kenapa Merendahkan?"

Post a Comment

Komentar yang sopan, berikan solusi terbaik anda!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel