Fhilosofi Santri

image by malhikdua.sch.id
Santri adalah sebutan bagi murid pada pendidikan yang ada di pondok pesantren, dan gurunya dinamakan Kyai, Akang, Abah, Aceng, Ajengan sesuai dengan sebutan daerah masing-masing.

Adapun santri diartikan oleh kyai saya dulu waktu di pondok pesantren namanya Ky. Asep Muhtady ZA beliau adalah pengasuh pondok pesantren Miftahul Khoer Dukuh Gempol Bantarkawung Brebes. Beliau berkata: “Santri itu berasal dari bahasa inggris Sun dan three dua kata tersebut memiliki arti Sun artinya matahari dan three artinya tiga”. 

Dengan cahaya matahari memiliki makna bahwa santri harus bisa menerangi diri dan masyarakat dengan bekal keilmuannya dan diharapkan menjadi unjuk tombak dakwah Islam di masyarakat. Sedangkan three adalah tiga dengan uraian 1. Iman 2. Islam 3. Ihsan. 

Tiga kata tersebut diharapkan santri memiliki Iman yang kuat bukan Iman kulit bawang tentunya, Islam yang mapan (bukan hanya Islam KTP) yang berdedikasi tinggi dan mempunyai rasa memiliki (Sense of Belonging) untuk kelestarian Islam yang Rahmatalil’alamin, yang ketiga adalah Ihsan diharapkan mampu membentengi Iman dan Islam dengan menjalankan Islam yang benar sesuai dengan syariat Islam. 

Ihsan sendiri memiliki arti “lihatlah Allah jikalau engkau tidak mampu melihat-Nya maka seolah-olah Allah melihat kita”, dengan demikian kita akan berbuat dengan hati-hati karena langkah dan gerak kita dipantau oleh Allah.

Saudaraku yang berbahagia bahwa Ihsan adalah seperti kita beribadah, bersosial, dan melakukan berbagai aktivitas bahwa Allah itu melihat kita, karena kita ada dalam genggaman Allah swt. 

Makanya kalau seseorang telah memiliki sifat Ihsan yang mantap ia akan mantap pula ibadahnya (karena merasa dilihat oleh Allah), ia akan bersosial dengan orang lain dengan cara yang benar karena Allah melihatnya, ia akan melakukan aktivitas dengan cara yang baik dan tidak merugikan orang lain, karena ia tahu bahwa Allah selalu ada dimana-mana dan melihatnya sekecil apapun yang ia lakukan. 

Bukankah kita tahu kenapa orang Kristen itu beribadahnya khusu’ sekali? Tahu nggak??? Karena mereka merasa dilihat oleh Tuhannya, Tuhannya adalah si patung itu. Sudah barang tentu apalagi Tuhan orang Islam yaitu Allah yang bisa mendatangkan manfaat dan mudharat. Sudah harus diyakini bukan di teliti karena termasuk hal yang Ghaib dan kalau kita memikirkannya bentuknya kaya apa? Atau Allah laki-laki apa perempuan ya? Tidak usah memikirkan hal itu, karena pemikiran manusia terbatas, yang bisa mengakibatkan menjadi gila. 

Sekali lagi…karena hal yang ghaib itu bukan untuk di teliti tapi untuk diyakini adanya. Fahimtum?

Lihat firman Allah dalam al-Qur’an, salah satunya surat al-ikhlas tentang ketauhidan, jangan cuma membaca tetapi lihat arti dan tafsirnya, agar kita tidak termasuk orang-orang yang sesat. 

Jikalau kita sudah merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan, insyaallah ibadah kita sesuai dengan tempatnya, contoh shalat, khusu’ paling rendah adalah mengingat bahwa dirinya sedang shalat. Agar lebih khusu’ tetapkan dalam hati bahwa Allah hadir dan melihat kita, dan shalatlah dengan  khusu’ seakan kita akan mati besok, jikalau kita sedang bekerja jangan mengingat-ingat mati karena akan menurunkan semangat, bekerjalah engkau seolah akan hidup selamanya. Begitu.

Kesimpulannya bahwa santri menurut menurut versi Kyai aku adalah pecahan dari bahasa Inggris yang diuraikan membentuk fhilosofi yang sempurna, aku ingat kata beliau bahwa “Diartikan seperti itu dengan tujuan memotivasi santri, bahwa santri bukan kaum terbelakang dan kuno tapi santri adalah ujung tombak dakwah Islamiyah, mengkaderisasi agar menjadi kaum yang militan dengan keilmuan yang mumpuni harapan yang besar berorientasi pada kemajuan Islam yang sebenar-benarnya di masa mendatang.


Mudah-mudah bermanfaat

Berlangganan update artikel terbaru via email:

2 Responses to "Fhilosofi Santri"

Komentar yang sopan, berikan solusi terbaik anda!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel